Assalamu'alaykum... Welcome In Maharisya's Zone... Tinggalkan Jejak Kamu Di Sini Yaaaa... Salam Sahabat.... (^_^)

Rabu, 06 Januari 2010

Saat Harga Kepahlawanan Begitu Murah dan Gampang disematkan... >_<

Segelintir dari bangsa ini menginginkan Gusdur jadi Pahlawan Nasional dan itu sangat beralasan mengapa demikian :
1. Tahun 1984 terjadi pembantaian berdarah pemuda-pemuda Islam di Tanjung Priok. Itu adalah buntut dari rencana Soeharto untuk memaksakan Pancasila sebagai Azas Tunggal. Pasca pembantaian, LB. Moerdani dan Try Soetrisno menjadi perhatian besar Ummat Islam, sebab mereka berdua adalah pejabat militer yang paling bertanggung-jawab terhadap Tragedi Priok tersebut. Lalu Gus Dur mengajak LB. Moerdani keliling pesantren-pesantren untuk meyakinkan pesantren bahwa tindakan militer dalam tragedi itu sudah benar. (Inilah salah satu bukti, bahwa Gus Dur seorang humanis, karena dia lebih menyayangi LB. Moerdani, dan melupakan ratusan korban Priok dan keluarga mereka).

2.Pasca kerusuhan Ambon, tahun 1999, Gus Dur membuat pernyataan sangat melukai Ummat Islam. Kata dia, korban kerusuhan itu paling hanya 5 orang saja. Masya Allah, kalau hanya 5 orang, tidak perlu menjadi TRAGEDI yang sampai saat ini lukanya masih berbekas di hati-hati masyarakat disana. Ini menjadi bukti, bahwa seorang Gus Dur adalah tokoh “humanis” yang “bijaksana”.

3.Ketika berlangsung Mukmatar NU di Tasikmalaya (di pesantren KH. Ilyas Ruchiyat), dalam pencalonan kandidat Ketua PBNU, Gus Dur ditantang oleh Abu Hasan. Abu Hasan ini tadinya tokoh yang loyal dan dipuji oleh Gus Dur. Tetapi ketika dia menjadi penantang Gus Dur menuju kursi Ketua PBNU, Gus Dur menghembuskan fitnah yang tidak pantas. Katanya, Abu Hasan terlibat korupsi sekian sekian miliar. Ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa Gus Dur adalah seorang “demokrat” sejati.

4. Pasca kerusuhan Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI. Setelah Soeharto lengser, tiba-tiba media massa mengangkat Amien Rais, Megawati, Gus Dur, dan Sultan Hamengku Boewono sebagai “4 sekawan tokoh Reformasi”. Kalau Amien Rais bisa dimaklumi didaulat sebagai tokoh Reformasi, sebab sejak tahun 90-an dia sudah kritis kepada Soeharto. Tetapi mengangkat Gus Dur sebagai tokoh Reformasi adalah sangat aneh. Bagaimana tidak? Sebelum terjadi kerusuhan Mei, Gus Dur diundang Soeharto bersama 8 tokoh lain, untuk membicarakan konsep Reformasi. Setelah pertemuan itu, Gus Dur menyerukan kepada mahasiswa agar mereka menghentikan demonstrasi-demonstrasinya

. Tapi himbauan Gus Dur tak diindahkan mahasiswa.

5. Banyak tokoh-tokoh yang semula sangat loyal dan mendukung penuh Gus Dur, tapi lama-lama mental, dan memilih berseberangan dengan Gus Dur. Di antara mereka Abu Hasan, Matori Abdul Jalil, Alwi Shihab, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, Lukman Edi, dan lainnya. Kalau kita berseberangan dengan Gus Dur, mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau kader-kader terbaik Gus Dur sendiri berseberangan, dan itu bukan satu atau dua orang, jelas sangat aneh. Apalagi Muhaimin Iskandar yang disebut-sebut sebagai “anak ideologis” Gus Dur. Hal ini menjadi bukti bahwa Gus Dur layak disebut “bapak bangsa” karena selalu “mengayomi” kader-kadernya.

6. Gusdur seorang plularisme banyak kalangan diluar Islam (baca : kafir) mendo'akan, menyanjung dan mengaguminya. tidak hanya oleh bangsa sendiri tp luar negeri sampai israel pun memberinya penghargaan.

7. Gusdur juga aktif dalam membela aliran sesat, Islam Liberal, Tokoh2 seronok & porno. dan anti terhadap Syariat Islam, Undang2 Anti Pornograpi-pornoaksi.gusdurpun pernah melecehkan Islam dengan meyebut Al-Qur'an adalah kitab paling porno, Mengusulkan penggantian kata "Assalamu'alikum" menjadi "selamat pagi" .. dll

8.Dari semua ini jelas tampak, bahwa besarnya Gus Dur itu karena “DIBESARKAN” oleh media-media massa. Samalah, seperti media massa membesarkan orang-orang seperti Tukul Arwana, Komeng, Aming, Demi Persik, Inul, dan sebagainya. Mereka bukanlah orang-orang yang memiliki moralitas baik, menurut Syariat Islam. Tetapi media-media massa memaksakan diri mereka menjadi “PANUTAN MASYARAKAT”

Dengan alasan inikah mereka meni kekeh (tetap) ingin menjadikan gusdur pahlawan nasional ??

Almarhum Buya Muhammad Natsir. Beliau jelas-jelas sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, berjasa bagi Ummat Islam Indonesia, bahkan berjasa bagi Dunia Islam. Tapi lihatlah, betapa amat lambatnya negara ini mengakui kepahlawanan beliau. Lalu Gus Dur, akankah secepat kilat menjadi “pahlawan nasional”, ketika tanah pusaranya sendiri masih memerah? Laa haula wa laa quwwata illa billah.


copasan dari Facebook sahabat..

0 komentar:

Posting Komentar

Mau Cari Apaaaa..???


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Lincah.Com - Bugatti Cars